Konselor Pelopor Pengembangan Karakter Siswa
Siapa yang tak
tahu dengan Bimbingan dan konseling? Dan bagaimanakah Bimbingan dan konseling
dapat sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter siswa? Dewasa ini, Peminat
akan salah satu program studi yang ada pada beberapa perguruan tinggi di
Indonesia seperti Bimbing dan konseling
menigkat drastis dari setiap tahun nya. Di samping kesadaran masyarakat akan
penting nya pendidikan moral dan dibutuhkannya pembimbing dalam aspek belajar
dan perkembangan siswa mulai dari penyaluran bakat, potensi, minat peserta
didik, pemerintah juga mencanangkan pada system pendidikan nasional pada saat
ini, yaitu pendidikan karakter yang merupakan sarat wajibnya bagi setiap tempat
berlangsungnya proses pendidikan agar mendidik para peserta didiknya menjadi
insan yang bermoral dan berkarakter bangsa yang luhur. Pendidikan sudah
mendarah daging bagi kehidupan manusia di zaman global dengan persoalan yang
semakin kompleks ini. Telah menjadi tonggak yang sangat vital bila diacuhkan
demi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan
bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan
terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau
kematangan dalam aspek psikososiospiritual.
Disamping kompleks nya persoalan pendidikan di
negeri ini, terdapat juga berbagai masalah yang menyelimuti aspek
perkembangan-perkembangan peserta didik yang kurang tepat sasaran atau kurang
pas dengan tahap perkembangan seperti maraknya berbagai kenakalan-kenalan
remaja yang tampak dari gaya berfasion hingga pergaulan yang mulai mengikuti
milah para orang-orang dewasa yang belum sesuai dengan irama perkembangannya. Oleh
karena itu, Bimbingan dan Konseling
memiliki peran yang aktif dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual,
dan sistem nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan dan kualitas serta moral peserta didik tersebut
agar dapat mencerminkan sikap karakteristik siswa yang baik dan jauh dari
tindakan negative maupun tindakan yang menyimpang dari azas-azas moral bangsa.
Pada kurikulum sebelum ini yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di lingkungan pendidikan dasar dan menengah
yang berkaitan dengan masalah bimbingan dan konseling di sebutkan bahwa
pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan bagi peseta didik untuk mengembangkan
dan mengapresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan layanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan social, belajar dan pengembangan karier peserta didik. Sistem
pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini sedang mengalami perbaikan mulai dari Kurikulum
hingga pengembangan kualitas Perserta didik agar terciptanya mutu peserta didik
yang lebih berkualitas dan berkarakter Bangsa yang berintelektual tinggi dan
berbudi pekerti baik. Dari beberapa perbaikan
tersebut, tentu akan banyak
melibatkan dan membutuhkan figur seorang
Guru Pembimbing atau lebih di kenal dengan sebutan guru BK dalam membantu seorang peserta didik (siswa) untuk
menjadi pelajar yang berkarakter.
Sebelumnya telah
kita ketahui bahwa, Bimbingan dan Konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu (konseli) yang sedang mengalami sesuatu
masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang
dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu
dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal,
mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup. Peserta didik (konseli) sebagai
individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu
berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian
tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya
Dalam kelembagaan sekolah
terdapat sejumlah bidang kegiatan dan konseling mempunyai kedudukan dalam
mengembangakan karakteristik siswa untuk menjadi siswa yang berkarakter baik,
mulai dari tahap pelayanan orientasi yang bertujuan untuk mengenalkan peserta
didik tentang siapa dirinya dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat dan
bertindak sebagai mana mestinya sesuai dengan alur pemahaman jati diri dari
setiap proses perkembangan nya. Kemudian, berbagai pelayanan tentang kosultasi
dalam membantu peseta didik memahami cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi atau masalahnya sebagai individu. Lalu pihak guru pembimbing juga dapat
menerapkan pelayanan yang berfungsi untuk mengembangkan keseluruhan pribadinya
secara lebih terarah. Dengan demikian
dapat diharapkan para peserta didik mampu mencapai pekembangan kepribadiannya
secara optimal dan mengambangkan karaktek serta potensi bakat yang dimilikinya.
Dalam konteks pendidikan karakter, bimbingan dan konseling memliliki peran yang
segnifikan dan serius dalam mewujudkan peserta didik yang berkembang positif,
tanpa masalah, produktif, kreaktif, cekatan,
aktif, dan perbudi perkerti baik serta inovasi.
Bimbingan dan konseling juga
memiliki fungsi sebagai pemeliharaan, dimana dalam berbagai kegiatan pelayanan
konseling yang dilakukan menghasilkan terpeliharna berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. Pada pelayanan ini, konselor memberikan hal-hal yang terkait
dengan aspek memelihara potensi dan pengembangan bakat peserta didiknya dengan
berbagai penjelasan dan arahan agar terpeliharaya potensi peserta didik secara
mantap dan total. Kemudian dapat menjadikan potensi-potensi maupun bakat yang
dimiliki peserta didik tersebut sebagai karakteristik individunya dan kemudian
mengembangankan ia menjadi makhluk social yang dalam konteks bermasyarakatnya
dapat menyalurkan dan berbagi pengalaman dengan mnggunakan potensi yang
dimiliki sehingga membantu orang lain (tolong menolong) dalam bermasyarakat dan
kehidupan social.
Disamping itu,supaya lompatan
yang dilakukan ingin berjalan dengan sukses , masing-masing kia harus
enggandeng tangan orang lain. Manusia sedikit apabila dia sendirian dan menjadi
banyak dengan teman-temannya. Dengan tolong menolong, akan tertular sisi
kehidupan seperti membantu orang yang membutuhkan, meringankan beban orang yang
lemah, menghibur orang yang kena musibah, memperhatikan kebutuhan orang, dan
bergabung dalam kegiatan social. Karakter seperti ini lah yang dihatpkan mampu
dimiliki dan dikembangkan peserta didik dan dicontohkan juga oleh guru
pembimbing nya.
Dalam peran nya, guru pembimbing diharapkan
juga mampu membimbing siswa (peserta didik) menuju suatu bentuk rekomendasi
seperti dukungan aktif dari penjelasan tentang tindakan yang sesuai dengan
bakat dan potensi peserta didik, dimana guru pembimbing atau konselor harus
professional dan komitmen yang dalam hal ini dapat menggunakan keakuratan dan
ketepatan informasi tentang individu peserta didik yang dibimbingnya.
Bimbingan dan konseling
sebagai ilmu dan juga sebagai profesi haruslah mampu memberikan sumbangan yang
berarti bagi dunia Pendidikan Nasional dan dalam kehidupan masyarakat. Pelayanan
bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi
pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan bimbingan
dan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan individu. Dengan adanya
bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan potensi dan juga
kompetensi seseorang dalam masyarakat untuk mampu memenuhi tugasnya
secara optimal. Selain itu untuk membantu individu dalam mengatasi berbagai
masalah yang dapat mengganggu perkembangannya.
Bimbingan dan konseling tidak dibatasi hanya pada lingkup sekolah, tetapi menjangkau bidang di luar sekolah. Dari sudut pandang Bimbingan dan Konseling sebagai profesi bantuan, layanan konseling dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan perkembangan, kemampuan yang dihadapi dalam perkembangannya bimbingan dan konseling miliki misi sebagai pengentas masalah, karena dalam hal ini konselor membantu dan menfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif. Dalam hal ini kemandirian seseorang untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari secara efektif.
Bimbingan dan konseling tidak dibatasi hanya pada lingkup sekolah, tetapi menjangkau bidang di luar sekolah. Dari sudut pandang Bimbingan dan Konseling sebagai profesi bantuan, layanan konseling dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan perkembangan, kemampuan yang dihadapi dalam perkembangannya bimbingan dan konseling miliki misi sebagai pengentas masalah, karena dalam hal ini konselor membantu dan menfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif. Dalam hal ini kemandirian seseorang untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari secara efektif.
Disini lah banyak peran
seorang konselor yang dapat menjadi pelopor mengembangkan karakter siswa mulai
dari menanamkan pehaman tentang pengenalan siapa dirinya, peranan individu bagi
individu lainnya, jujur dalam berpendidikan, tolong menolong dalam bermasyarakat, bersama
membangun mutu pendidikan yang berkarakter bangsa nan luhur, menumbuh
kembangkan sikap saling sopan dan santun dalam berpendidikan, jauh dari
perihal-perihal negatif yang dapat merusak karakteristik bangsa, serta mengikut
sertakan dalam mengisi kemerdekaaan bangsa dengan potensi, bakat, dan
karakteristik yang dimilliki oleh setiap peserta didik.