Kamis, 23 Oktober 2014



Konselor Pelopor Pengembangan Karakter Siswa
Siapa yang tak tahu dengan Bimbingan dan konseling? Dan bagaimanakah Bimbingan dan konseling dapat sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter siswa? Dewasa ini, Peminat akan salah satu program studi yang ada pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti Bimbing  dan konseling menigkat drastis dari setiap tahun nya. Di samping kesadaran masyarakat akan penting nya pendidikan moral dan dibutuhkannya pembimbing dalam aspek belajar dan perkembangan siswa mulai dari penyaluran bakat, potensi, minat peserta didik, pemerintah juga mencanangkan pada system pendidikan nasional pada saat ini, yaitu pendidikan karakter yang merupakan sarat wajibnya bagi setiap tempat berlangsungnya proses pendidikan agar mendidik para peserta didiknya menjadi insan yang bermoral dan berkarakter bangsa yang luhur. Pendidikan sudah mendarah daging bagi kehidupan manusia di zaman global dengan persoalan yang semakin kompleks ini. Telah menjadi tonggak yang sangat vital bila diacuhkan demi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang hanya melaksanakan  bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan  atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.
 Disamping kompleks nya persoalan pendidikan di negeri ini, terdapat juga berbagai masalah yang menyelimuti aspek perkembangan-perkembangan peserta didik yang kurang tepat sasaran atau kurang pas dengan tahap perkembangan seperti maraknya berbagai kenakalan-kenalan remaja yang tampak dari gaya berfasion hingga pergaulan yang mulai mengikuti milah para orang-orang dewasa yang belum sesuai dengan irama perkembangannya. Oleh karena itu, Bimbingan dan  Konseling memiliki peran yang aktif dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan dan kualitas serta moral peserta didik tersebut agar dapat mencerminkan sikap karakteristik siswa yang baik dan jauh dari tindakan negative maupun tindakan yang menyimpang dari azas-azas moral bangsa.
 Pada kurikulum sebelum ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang berkaitan dengan masalah bimbingan dan konseling di sebutkan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan bagi peseta didik untuk mengembangkan dan mengapresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan layanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan pengembangan karier peserta didik. Sistem pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini sedang mengalami perbaikan mulai dari Kurikulum hingga pengembangan kualitas Perserta didik agar terciptanya mutu peserta didik yang lebih berkualitas dan berkarakter Bangsa yang berintelektual tinggi dan berbudi pekerti baik.  Dari beberapa perbaikan tersebut, tentu akan banyak melibatkan dan membutuhkan figur seorang Guru Pembimbing atau lebih di kenal dengan sebutan guru BK dalam membantu seorang peserta didik (siswa) untuk menjadi pelajar yang berkarakter.
Sebelumnya telah kita ketahui bahwa, Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (konseli) yang sedang mengalami sesuatu masalah   yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Peserta didik (konseli) sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya
Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan konseling mempunyai kedudukan dalam mengembangakan karakteristik siswa untuk menjadi siswa yang berkarakter baik, mulai dari tahap pelayanan orientasi yang bertujuan untuk mengenalkan peserta didik tentang siapa dirinya dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bertindak sebagai mana mestinya sesuai dengan alur pemahaman jati diri dari setiap proses perkembangan nya. Kemudian, berbagai pelayanan tentang kosultasi dalam membantu peseta didik memahami cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi atau masalahnya sebagai individu.  Lalu pihak guru pembimbing juga dapat menerapkan pelayanan yang berfungsi untuk mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah.  Dengan demikian dapat diharapkan para peserta didik mampu mencapai pekembangan kepribadiannya secara optimal dan mengambangkan karaktek serta potensi bakat yang dimilikinya. Dalam konteks pendidikan karakter, bimbingan dan konseling memliliki peran yang segnifikan dan serius dalam mewujudkan peserta didik yang berkembang positif, tanpa masalah, produktif, kreaktif, cekatan,  aktif, dan perbudi perkerti baik serta inovasi.
Bimbingan dan konseling juga memiliki fungsi sebagai pemeliharaan, dimana dalam berbagai kegiatan pelayanan konseling yang dilakukan menghasilkan terpeliharna berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Pada pelayanan ini, konselor memberikan hal-hal yang terkait dengan aspek memelihara potensi dan pengembangan bakat peserta didiknya dengan berbagai penjelasan dan arahan agar terpeliharaya potensi peserta didik secara mantap dan total. Kemudian dapat menjadikan potensi-potensi maupun bakat yang dimiliki peserta didik tersebut sebagai karakteristik individunya dan kemudian mengembangankan ia menjadi makhluk social yang dalam konteks bermasyarakatnya dapat menyalurkan dan berbagi pengalaman dengan mnggunakan potensi yang dimiliki sehingga membantu orang lain (tolong menolong) dalam bermasyarakat dan kehidupan social.
Disamping itu,supaya lompatan yang dilakukan ingin berjalan dengan sukses , masing-masing kia harus enggandeng tangan orang lain. Manusia sedikit apabila dia sendirian dan menjadi banyak dengan teman-temannya. Dengan tolong menolong, akan tertular sisi kehidupan seperti membantu orang yang membutuhkan, meringankan beban orang yang lemah, menghibur orang yang kena musibah, memperhatikan kebutuhan orang, dan bergabung dalam kegiatan social. Karakter seperti ini lah yang dihatpkan mampu dimiliki dan dikembangkan peserta didik dan dicontohkan juga oleh guru pembimbing nya.
 Dalam peran nya, guru pembimbing diharapkan juga mampu membimbing siswa (peserta didik) menuju suatu bentuk rekomendasi seperti dukungan aktif dari penjelasan tentang tindakan yang sesuai dengan bakat dan potensi peserta didik, dimana guru pembimbing atau konselor harus professional dan komitmen yang dalam hal ini dapat menggunakan keakuratan dan ketepatan informasi tentang individu peserta didik yang dibimbingnya.
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan juga sebagai profesi haruslah mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi dunia Pendidikan Nasional dan dalam kehidupan masyarakat. Pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan bimbingan dan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan individu. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan potensi dan juga kompetensi seseorang dalam masyarakat untuk mampu  memenuhi tugasnya secara optimal. Selain itu untuk membantu individu dalam mengatasi berbagai masalah yang dapat mengganggu perkembangannya.
 Bimbingan dan konseling tidak dibatasi hanya pada lingkup sekolah, tetapi menjangkau bidang di luar sekolah. Dari sudut pandang Bimbingan dan Konseling sebagai profesi bantuan, layanan konseling dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan perkembangan, kemampuan yang dihadapi dalam perkembangannya
bimbingan dan konseling miliki misi sebagai pengentas masalah, karena dalam hal ini konselor membantu dan menfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif. Dalam hal ini kemandirian seseorang untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari secara efektif.
Disini lah banyak peran seorang konselor yang dapat menjadi pelopor mengembangkan karakter siswa mulai dari menanamkan pehaman tentang pengenalan siapa dirinya, peranan individu bagi individu lainnya, jujur dalam berpendidikan,  tolong menolong dalam bermasyarakat, bersama membangun mutu pendidikan yang berkarakter bangsa nan luhur, menumbuh kembangkan sikap saling sopan dan santun dalam berpendidikan, jauh dari perihal-perihal negatif yang dapat merusak karakteristik bangsa, serta mengikut sertakan dalam mengisi kemerdekaaan bangsa dengan potensi, bakat, dan karakteristik yang dimilliki oleh setiap peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar